Jumat, 07 Oktober 2016

Modulasi dan Demodulasi

MODULASI DAN DEMODULASI


BAB I
PENDAHULUAN
Jika ingin mentransmisikan sinyal suara atau sinyal data misalnya, sering kali terjadi bahwa spektrum frekuensinya tidak sesuai dengan medium yang digunakan untuk mentransmisikan. Frekuensi medium transmisi dirancang pada frekuensi tinggi sedangkan sinyal informasi mempunyai frekuensi yang lebih rendah misalnya bunyi yaitu 30-20.000Hz. Oleh karena itu diperlukan “modulasi” sehingga sinyal berfrekuensi lebih tinggi dapat digunakan untuk membawa sinyal berfrekuensi lebih rendah.  
Modulasi memiliki peranan yang sangat penting dalam transmisi data pada masa sekarang. Dengan lahirnya transmisi data, perhatian dicurahkan pada modulasi, tidak hanya pada common carrier, tetapi juga oleh pabrik-pabrik komputer, peralatan pengkopian kantor, instrumentasi dan terminal data. Modulasi adalah kunci penggunaan sambungan komunikasi analog dunia, oleh karena itu pada bahasan kali ini akan dijelaskan mengenai modulasi dan demodulasi

              a.       Rumusan Masalah
-          Apa pengertian modulasi dan demodulasi?
-          Apa saja jenis-jenis modulasi dan demodulasi?
             b.      Batasan Masalah
-          Tipe-tipe modulasi berdasarkan jenis sinyal
-          Tipe-tipe modulasi berdasarkan identitas gelombang




BAB II
ISI

              A.    PENGERTIAN

Modulasi adalah suatu proses dimana parameter dari suatu gelombang  divariasikan secara proposional terhadap gelombang lain. Parameter yang diubah  tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi  membutuhkan dua buah sinyal pemodulasi yang berupa sinyal informasi dan  sinyal pembawa (carrier) dimana sinyal informasi tersebut ditumpangkan oleh  sinyal carrier.
Modulasi merubah  gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal yang mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam  suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang termodulasi. Sedangkan demodulasi adalah proses suatu sinyal modulasi yang dibentuk kembali seperti aslinya dari suatu gelombang pembawa (carrier wave) yang termodulasi oleh rangkaian. Jadi, sinyal informasi dikeluarkan lagi dari frekuensi carrier menjadi sinyal aslinya. Demodulasi adalah  proses yang berlawanan dengan modulasi

B.     JENIS-JENIS MODULASI
I.            Modulasi Analog
Modulasi analog adalah modulasi dimana sinyal masukannya adalah sinyal analog. Modulasi analog adalah komunikasi yang mentransmisikan sinyal-sinyal analog yaitu time signal yang berada pada nilai kontinu pada interval waktu yang terdefinisikan. Dalam modulasi analog, proses modulasi merupakan respon atas informasi sinyal analog. Ada beberapa macam yaitu AM, FM, PM, QAM, SM, SSB.

1.         Amplitudo Modulation (AM)
Modulasi Amplitudo (AM) adalah jenis modulasi dimana amplitudo sinyal carrier berubah sesuai kelakuan dari amplitudo sinyal input. Adapun frekuensi dan fasa sinyal carrier pada AM tidak berubah. Pada sistem ini banyak timbul gangguan-gangguan tidak stabil, sehinnga outputnya juga terdistorsi. Bentuk keluaran ditentukan oleh sebuah koefisien indeks modulasi. Bentuk gelombang dari modulasi AM dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1. Bentuk sinyal modulasi AM
2.         Frequency Modulation (FM)
Modulasi frekuensi (FM) adalah suatu modulasi dimana frekuensi sinyal carrier berubah sesuai bentuk dari amplitudo sinyal input. Pada modulasi jenis ini amplitudo sinyal carrier pada FM tidak berubah. 

Gambar 2. Bentuk sinyal modulasi FM
3.         Phase Modulation (PM)
Phase Modulation  (PM) adalah proses modulasi yang mengubah fasa sinyal pembawa sesuai dengan sinyal pemodulasinya. Sehingga dalam modulasi PM amplitudo dan frekuensi yang dimiliki sinyal pembawa tetap, tetapi fasa sinyal pembawa berubah sesuai dengan informasi. Adapun bentuk gelombangnya akan seperti pada gambar berikut
:
Gambar 3. Bentuk sinyal modulasi PM

II.              Modulasi Digital
Modulasi digital adalah  teknik pengkodean sinyal dari sinyal analog ke dalam sinyal digital (bit-bit pengkodean). Pada  teknik ini, sinyal informasi digital yang akan dikirimkan dipakai untuk mengubah frekuensi dari sinyal pembawa. Dalam komunikasi digital, sinyal informasi dinyatakan dalam bentuk digital berupa biner  ”1” dan ”0”, sedangkan gelombang pembawa berbentuk sinusoidal yang termodulasi disebut juga modulasi digital. Adapun yang termasuk kedalam modulasi digital adalah sebagai berikut:

1.         Amplitude Shift Keying (ASK)
Modulasi digital Amplitude Shift Keying (ASK) adalah pengiriman sinyal digital berdasarkan pergeseran amplitudo. Sistem modulasi ini merupakan sistem modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai tegangan yang bernilai 0 volt. Sehingga dapat diketahui bahwa didalam sistem modulasi ASK, kemunculan frekuensi gelombang pembawa tergantung pada ada tidaknya sinyal informasi digital. Adapun bentuk dari sinyal modulasi digital Amplitude Shift Keying (ASK) adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Bentuk sinyal modulasi ASK

2.    Frequency Shift Keying (FSK)
Modulasi digital Frequency Shift Keying (FSK) merupakan sejenis Frequency Modulation (FM), dimana sinyal pemodulasinya (sinyal digital) menggeser outputnya antara dua frekuensi yang telah ditentukan sebelumnya, yang biasa diistilahkan frekuensi mark dan space. Modulasi digital dengan FSK juga  menggeser frekuensi carrier menjadi beberapa frekuensi yang berbeda didalam  band-nya sesuai dengan keadaan digit yang dilewatkannya. Jenis modulasi ini tidak mengubah amplitudo dari signal carrier yang berubah hanya frekuensi. Teknik FSK banyak digunakan untuk informasi pengiriman jarak jauh atau teletype. Standar FSK untuk teletype  sudah dikembangkan selama bertahun-tahun, yaitu untuk frekuensi 1270 Hz merepresentasikan mark atau 1, dan 1070 Hz merepresentasikan space atau 0. Adapun bentuk dari sinyal modulasi digital Frequency Shift Keying (FSK) adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Bentuk sinyal modulasi FSK

3.    Phase Shift Keying (PSK)
Modulasi digital Phase Shift Keying (PSK) merupakan modulasi yang menyatakan pengiriman sinyal digital berdasarkan pergeseran fasa. Biner 0 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fasa yang sama terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya dan biner 1 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fasa berlawanan dengan sinyal dengan sinyal yang dikirim sebelumnya.
Dalam proses modulasi ini, fasa dari frekuensi gelombang pembawa berubahubah sesuai dengan perubahan status sinyal informasi digital. Adapun bentuk dari sinyal modulasi digital Phase Shift Keying (PSK) adalah sebagai berikut:

Gambar 6. Bentuk sinyal modulasi FSK
Namun untuk cara kerja sistem dari perancangan alat lebih dititik beratkan pada modulasi digital Frequency Shift Keying (FSK).

                C.     JENIS-JENIS DEMODULASI
        Sepertihalnya pada modulasi, demodulasi juga dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya yaitu :
            a.         Demodulasi Analog
Demodulasi analog yaitu proses untuk memisahkan sinyal informasi dengan sinyal pembawa berupa sinyal analog. Demodulasi analog terbagi menjadi  beberapa jenis diantaranya :

1.         Demodulasi AM
Demodulasi AM merupakan proses pemulihan sinyal pemodulasi dari sinyal termodulasi. Ada beberapa teknik demodulasi amplitudo, di antaranya dengan menggunakan detektor selubung modulator dan dengan detector sinkron.
2.         Demodulasi FM
Suatu demodulator frekuensi mendeteksi sinyal informasi dari sinyal FM dengan operasi yang berlawanan dengan cara kerja modulator FM. Demodulasi sinyal FM memerlukan sebuah sistem yang akan menghasilkan output yang proporsional terhadap deviasi frekuensi sesaat dari inputnya.
Berikut adalah blok demodulasi FM :





Gambar7. Diagram blok demodulasi FM

            b.        Demodulasi Digital
Demodulasi digital adalah proses untuk  mendapatkan sinyal informasi kembali dari sinyal termodulasi pada gelombang pembawa (carrier) yang berupa sinyal digital. Demodulasi digital dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

1.    Demodulasi ASK
Demodulasi ASK dapat direalisasikan dengan menggunakan detektor selubung sederhana, baik untuk sinyal ASK maupun sinyal OOK. Hasil demodulasi tersebut akan diteruskan menuju decision circuit/ voltage comparator untuk diregenerasi.

Diagram blok dari demodulator ASK dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

               
Gambar 8. Diagram blok demodulasi ASK

2.    Demodulasi FSK
Diagram blok demodulator FSK dapat digambarkan sebagai berikut : 

                       


Gambar 9. Diagram blok demodulasi FSK
Adapun cara kerja demodulator FSK yaitu:
       Sinyal FSK masuk ke suatu diskriminator.
       Sinyal keluaran diskriminator merupakan sinyal FM-AM
       Karena amplitudo sinyal FSK sudah berubah sesuai pola data,maka dapat digunakan detektor selubung dan LPF untuk merecovery sinyal data yang dibawa sinyal FSK, tapi output dari LPF ini masih merupakan sinyal analog.
       Akhirnya terjadilah proses regenerasi yaitu untuk mengembalikan pola data ke bentuk sinyal diskrit.



BAB III
PENUTUP
Modulasi adalah pencampuran sinyal informasi dengan sinyal pembawa (carrier). Metode pencampuran ini memanfaatkan identitas gelombang seperti frekuensi, fasa, dan amplitudo, sehingga dihasilkan sinyal dengan identitas tertentu yang nantinya dapat diuraikan kembali menjadi sinyal informasi atau desebut dengan proses demodulasi. Modulasi maupun demodulasi dapat menggunakan sinyal analog maupun digital.



BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
MIT 602 DRAFT Lectures Notes.Modulation and Demodulation.April 2012
Agung.Macam-macam Modulasi Analog dan Digital. http://agung-cybernet.blogspot.co.id. Diakses 9 Oktober 2016 pukul 14.00 WIB

Alaydrus, Mudris.2007.Sistem Komunikasi.Teknik Elektro.UMB

Hulul, Fana,Baqa dan Ittihad

    Hulul atau wahdah asy-syuhud adalah ajaran tasawuf dari Al-Halaj. Kata hulul dalam arti bahasa berarti menempati suatu tempat. Adapun menurut istillah ilmu tasawuf, hulul berarti paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di dalamnya setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada di dalam tubuhnya dilenyapkan.

    Al-Halaj berpendapat bahwa di dalam diri manusia it sebenarnya ada sifat-sifat ketuhanan. Ia menakwilkan ayat 34 surah Al-Baqarah. Allah memberikan perintah kepada malaikat untuk sujud kepada Adam, karena yang berhak diberi sujud hanyalah Allah. Al-Halaj memahami bahwa dalam diri Adam sebenarnya ada unsur ketuhanan. Ia berpendapat demikian, karena sebelum menjadi makhluk, Tuhan melihat Dzat-Nya sendiri dan Dia pun cinta kepada Dzat-Nya sendiri, cinta yang tidak dapat disifatkan, dan cinta inilah yang menjadi sebab wujud dan sebab dari yang banyak ini. Ia mengeluarkan sesuatu dari tiada dalam bentuk diri-Nya yang mempunyai segala sifat dan nama. Bentuk diri-Nya ini adalah Adam. Menurut Al-Hallaj pada diri Adam-lah, Allah muncul.

    Menurut  Al-Hallaj Tuhan mempunyai dua sifat dasar,  yaitu ketuhanan-Nya sendiri (lahut) dan sifat kemanusiaan (nasut). Jika nasut Allah mengandung tabiat seperti manusia yang terdiri atas roh dan jasad, lahut  tidak dapat bersatu dengan manusia, kecuali dengan cara menempati tubuh setelah sifat-sifat kemanusiaanya hilang, seperti yang terjadi pada diri Isa. Menurut Al-Hallaj bahwa tuhan memiliki sifat lahut dan nasut, demikian juga manusia. Manusia dapat menghilangkan sifat nasut-nya (sifat kemanusiaanya) apabila manusia sudah mencapai ke tingkat fana. Dan dengan menghilangkan sifat-sifat nasut  mencapai sifat lahut (sifat ketuhanan) yang dapat mengontrol tingkah laku dan menjadi inti dari kehidupan.

    Persatuan antara Tuahan dan manusia dapat terjadi dengan mengambil bentuk hulul setelah sifat-sifat  kemanusiaanya hilang. Setelah sifat-sifat kemanusiaanya hilang dan hanya tinggal sifat-sifat ketuhanan yang ada pada dirinya, disitullah Tuhan mengambil tempat dalam dirinya, dan ketika itu roh Tuhan dan roh manusia bersatu dalam tubuh manusia.

    Al-Hallaj berpendapat pada hulul  terkandung kefanaan total kehendak manusia dalam kehendak Ilahi, sehingga setiap kehendaknya adalah kehendak Tuhan, demikian juga tindakanya. Namun, disis lain Al-Hallaj mengatakan dalam syairnya “Barangsiapa mengira bahwa ketuhanan berpadu jadi satu dengan kemanusiaan ataupun kemanusiaan berpadu dengan ketuhanan, maka kafirlah ia. Sebab, Allah mandiri dalam Dzat maupun sifat-Nya dari dzat dan sifat makhluk.  Dia tidak sekali-kali menyerupai makhluk-Nya dan merekapun tidak sekali-kali menterupai-Nya.”

    Dengan demikian, Al-Hallaj sebenarnya tidak mengakui dirinya tuhan dan juga tidak sama dengan Tuhan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa hulul yang terjadi pada Al-Hallaj tidaklah nyata karena memberi pengertian secara jelas adanya perbedaan atara hamba dan Tuhan. Dengan demikian, hulul yang terjadi sekadar kesadaran psikis yang berlansing pada konsisi fana, atau menurut ungkapannya sekadar terlembarnya nasut dalam lahut, atau dapat dikatakan antara keduanya tetap ada perbedaan .

 
  Fana dan baqa merupakan ajaran tasawuf dari Abu yaxid Al-Busthami. Dari segi bahasa, fana berasal dari kata faniyah yang berarti musnah atau lenyap. Dalam istilah tasawuf, fana diartikan sebagai keadaan moral yang luhur. Fana inilah hilangnya semua keinginan hawa nafsu seseorang, tidak ada pamrih dari segala perbuatan manusia, sehingga ia kehilangan segala perasaanya dan dapat membedakan sesuatu secara sadar dan ia telah mengilangkan semua kepentingan ketika berbuat sesuatu. Pencapaian Abu Yazid ke tahap fana dicapai setelah meninggalkan segala keinginan selain keinginan kepada Allah. Jalan menuju fana menurut Abu Yazid dikisahkan dalam mimpinya menatap Tuhan. Ia bertanya, “Bagaimana caranya agar aku smpai pada-Mu?”  Tuhan menjawab,”Tinggalkan diri (nafsu) mu dan kemarilah.”

    Adapun baqa berasal dari kata baqiya yang artinya tetap. Sedangkan berdasarkan istilah tasawuf berarti mendirikan sifat-sifat terpuji kepada Allah. Paham baqa tidak dapat dipisahkan dengan paham fana karena keduanya merupakan paham yang berpasangan. Jika seorang sufi mengalami fana maka dia jiaga sedang menjalani baqa.

    Ittihad adalah tahapan selanjutnya yang dialami oleh seorang sufi setelah melalui tahapan fana dan baqa . Hanya saja dalam leteratur klasik, pembahasan tentang ittihad  ini tidak di temukan. Dalam tahapan Ittihad  seorang sufi bersatu dengan Tuhan. Antara yang mencintai dan di cintai menyatu, baik substansi maupun perbuatannya. Ittihad  adalah satu tingkatan ketika seorang sufi telah merasa dirinya bersaru dengan Tuhan, satu tingkatan yang menunjukkan bahwa yang mencintai dan dicintai telah menjadi satu, sehingga salah satu dari mereka dapat memanggil yang satu lagi dengan kata-kata, “Hai aku.”

    Dalam Ittihad yang dilihat hanya satu wujud sungguhpun sebenarnya ada dua wujud yang berpisah satu dari yang lain. Karena yang dilihat dan dirasakan hanya satu wujud, maka dalam ittihad  dapat terjadi pertukanran antara yang mencintai dan yang dicintai, atau tegasnya antara sufi dan Tuhan. Sufi yang bersangkutan, karena fananya tidak mempunyai kesadaran lagi dan berkata dengan nama Tuhan.

    Abu Yazid dengan fananya, meninggalkan dirinya dan pergi ke hadirat Tuhan. Bahwa ia telah berada di dekat pada Tuhan dapat dilihat dari syatahat yang di ucapkan. Syatahat adalah ucapan-ucapan dari seorang sufi yang tidak rasional yang dapat membingungkan bahkan menyesatkan pada pendengarnya khususnya bagi kalangan awam. Suatu ketika seseorang melewati rumah Abu Yazid dan mengetuk pintu Abu Yazid bertanya, “Siapa yang engkau cari?” Orang itu menjawab,”Abu yazid.” Abu Yazid berkata,”Pergilah, di rumah ini tidak ada, kecuali Allah Yang Mahakuasa dan Mahatinggi.”

    Ucapan-ucapan Abu Yazid diatas kalau diperhatikan secara sepintas memberikan kesan bahwa ia syirik kepada Allah. Akan tetapi, para sufi yang telah mencapai puncak ma’rifat sebagaimana Abu Yazid memang terkadang sering melontarkan kalimat-kallimat syatehat yang tidak mudah di pahami oleh kalangan awam.

Sumber : Amin,Samsul Munir.2012.Ilmu Tasawuf.Jakarta:Amzah